Pencetus ajaran Buddha adalah pangeran Siddhartha Gautama (563-483 SM) sebagai akibat dari ketidakpuasannya terhadap penjelasan para guru Hinduisme tentang kejahatan yang sering menimpa manusia. Setelah melakukan hidup bertapa dan meditasi selama enam tahun, Siddhartha Gautama menemukan jawaban dari pertanyaannya, gagasan-gagasan yang kemudian menjadi dasar-dasar agama Buddha (Samuel Smith, 1986:12).
Sebenarnya ajaran Buddha bukanlah agama dalam arti sesungguhnya karena tidak ditemukan dalam agama Buddha suatu ajaran tentang tuhan. Dalam ajaran kitab Buddha yaitu Tripitaka lebih banyak menceritakan tentang kehidupan dari pada Pangeran Siddhartha Gautama yang biasa disebut Buddha.
Dalam hal pemurnian keadaan yang sempurna, Buddha menyebarkan delapan jalur yang mulia (The Noble Eightfold Path) :
Dalam hal pemurnian keadaan yang sempurna, Buddha menyebarkan delapan jalur yang mulia (The Noble Eightfold Path) :
- Pandangan yang benar (pengetahuan tentang hal-hal yang jahat dan bagaimana cara menghindarkannya)
- Aspirasi yang benar (motivasi yang benar untuk menaklukkan perbuatan-perbuatan yang baik hati)
- Berbicara yang benar (menjauhi bohong, fitnah, gunjingan, dan kata-kata yang hina)
- Berbuat yang benar (menjauhi pencurian, mabuk, melukai makhluk-makhluk hidup dan tidak bermoral dalam seksual)
- Mata pencaharian yang benar (menghindari pekerjaan yang berbahaya, perbudakan dan karir militer)
- Berusaha yang benar (menghapus emosi-emosi yang jahat untuk memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang buruk)
- Kesadaran yang benar (menghapuskan kekuasaan, ambisi dan rasa kekesalan)
- Renungan yang benar (perenungan melalui Yoga)
Apabila ajaran-ajaran itu dipelajari maka akan membawa manusia menjadi mulia dan sempurna, apabila manusia cenderung melakukan pelanggaran maka akan menjadi sengsara. Karena filsafat Buddha berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini terliputi oleh sengsara, yang mana sengsara itu disebabkan oleh “Cinta” terhadap sesuatu yang berlebihan.
0 komentar:
Posting Komentar